Buku “Profil Keanekaragaman Hayati Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2007” menyajikan data dan analisis mengenai kondisi serta potensi keanekaragaman hayati yang terdapat di wilayah DIY. Buku ini menggambarkan berbagai jenis flora dan fauna yang tersebar di ekosistem hutan, pesisir, lahan pertanian, dan kawasan karst. Melalui hasil inventarisasi dan penelitian lapangan, penulis meng…
Buku ini mengangkat wilayah Jatimulyo di perbukitan Menoreh sebagai sebuah “surga burung” yang memadukan nilai-alam, budaya lokal, dan upaya pelestarian satwa liar secara partisipatif; melalui eksplorasi sejarah perubahan kawasan dari rutin perburuan dan degradasi habitat menjadi kawasan konservasi mandiri, penulis memperlihatkan bagaimana masyarakat, pemerintah desa, dan lembaga konservasi…
Buku Geografi Tumbuhan dan Hewan karya Prof. Dr. H. A. Fatchan membahas secara komprehensif hubungan antara kondisi geografis dengan persebaran tumbuhan dan hewan di muka bumi. Materi di dalamnya mencakup konsep dasar biogeografi, faktor-faktor yang memengaruhi persebaran flora dan fauna, pola zonasi, serta interaksi antara organisme dengan lingkungan fisiknya. Penulis juga mengulas aspek konse…
Etnokonservasi keanekaragaman hayati merupakan pendekatan pelestarian sumber daya alam yang mengintegrasikan nilai-nilai budaya, pengetahuan lokal, dan kearifan tradisional masyarakat. Indonesia sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman hayati dan budaya memiliki potensi besar dalam menerapkan konsep ini untuk menjaga keseimbangan ekosistem secara berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untu…
Buku ini mengkaji secara kritis bagaimana pembangunan dan pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia dapat diarahkan agar saling melengkapi, bukan saling bertentangan. Penulis menyajikan perspektif bahwa keanekaragaman hayati — yang mencakup gen, spesies, dan ekosistem — merupakan aset strategis bagi bangsa Indonesia, dan bahwa fungsi-nya tidak boleh diremehkan dalam kerangka pembangu…
Buku ini menjelaskan bagaimana keanekaragaman hayati pertanian menjadi fondasi kedaulatan pangan di Indonesia dengan memelihara varietas lokal, meningkatkan IPTEK dan kebijakan yang mendukung agar sumber pangan tak hanya cukup dan aman, tetapi berkelanjutan dan tak tergantung impor.